By:Mahsun Muhammad
Hijrah secara harfiyah berarti pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari suasana yang lebih nyaman dalam beraktifitas. Orang yang pindah disebut muhajirin.dan orang yang menyambut kedatangan muhajirin disebuut Anshor.Oleh karena itu orang orang mekkah yang hijrah ke Madinah disebut muhajirin dan orang orang Madinah yang menyambut kedatangan Nabi dan sahabatnya dan bergabung bersama mereka disebut orang orang Anshar yang berarti kaum pendukung..
Hijrah yang dilakukan Nabi sesungguhnya merupakan strategi yang sangat mendasar dalam upaya menciptakan bangsa dan ummat yang besar.dimana strategi ini pernah ditiru oleh bangsa bangsa besar di dunia. Amerika misalnya, sebuah bangsa yang sekarang disebut Negara adidaya,juga bermula dari hijrah. Colombus untuk pertama kaliinya berhijrah dari Spanyol sebelum menemukan benua Amerika dan memimpinnya.Demikian juga Shalahuddin al Ayyubi, seorang pahlawan Islam berasal dari Kurdi hijrah ke Mesir dan kemudian berhasil memimpin kerajaan besar yang berpusat di Cairo.
Ada dua terminologi yang berkenaan dengan hijrah di dalam Alqur`an, pertama, hijrah dalam arti fi sabilillah dan yang kedua adalah hijrah ilallah. yaitu hijrah menuju Allah.
Hijrah fisabilillah berbicara tentang sarana,mencari tempat untuk menegakkan kalimat Allah atau ingin membebaskan diri dari kedzaliman dan ketidakadilan di satu tempat menuju tempat lain yang bisa memberikan kelapangan menjalankan Agama Allah.
Hijrah dalam terminologi ke dua berbicara tentang hijrah kepada Allah.yakni meninggalkan sesuatu selain Allah, menuju sesuatu yang diridhai Allah.
Rasulullah saw.bersabda: ”Ada dua jenis hijrah. pertama hijrah meninggalkan keburukan dan kedua hijrah menuju Allah dan RasulNya.”. kedua duanya merupakan upaya untuk menuju sesuatu yang lebih baik dan Allah akan memberikan pahala kepada setiap yang melaksanakannya..
Allah berfrman:
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.QS.An-Nisa 100.
Orang orang sufi mengatakan bahwa;yang dimaksud rumah dalam ayat itu adalah diri kita sendiri,hati kita sendiri,artinya kita berhijrah dari diri yang materi ini menuju Allah yang maha mutlak,tempat kembali semua mahluk. Dengan kata lain, orang orang sufi menegaskan bahwa; barangsiapa yang meninggalkan ke”diri”annya.ke”ego”annya,dan ke”aku”annya menuju apasaja yang diinginkan Allah dan Rasulnya,maka jika kemudian meninggal dunia dalam rangka hijrahnya ini,Allah akan memberinya balasan yang hanya Allah saja yang mengetahui besarnya. Nabi saw.bersabda :
“]barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya,maka ia berhijrah kepada ada Allah dan rasulnya”
Hadis ini menegaskan bahwa barangsiapa diantara kita berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya,menerima ajakanNya,menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya,maka dia tidak akan tersesat,dia akan bertemu Allah dan RasulNya kelak dikemudian hari.sebagaimana firman Allah :
“Barangsiapa ingin berjumpa dengan Tuhannya,maka hendaknya beramal shalih,dan jangan menyekutukan dengan sesuatupun dalam beribadah kepadaNya”
Hijrah dalam terminologi ke dua ini, sudah tentu tidak hanya dimiliki dan dilakukan oleh Rasulullah dan sahabatnya semata,akan tetapi berlaku bagi semua orang ketika dia ingin memiliki dasar keimanan yang kuat untuk membentuk diri sebagai mukmin yang berpendidikan dan berperadaban.